dpwpkbjateng.id – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menutup masa kampanye Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta dengan sebuah acara penuh berkah, doa bersama, dan shalawatan yang diberi nama ‘Yogyakarta Bersholawat’. Acara yang digelar pada Sabtu malam (23/11/2024) di Royal Brongto ini tak hanya meriahkan suasana, tetapi juga menjadi simbol harapan untuk menjadikan Yogyakarta sebagai Kota Santri.
Ribuan warga Nahdliyin, dari ranting hingga Kemantren, hadir dalam acara yang sarat makna ini. Solihul Hadi, Ketua DPC PKB Kota Yogyakarta, yang juga tergabung dalam tim pemenangan Paslon Afnan Hadikusumo dan Singgih Raharjo (Paslon Nomor 03), menyampaikan bahwa acara ini merupakan bagian dari upaya memperkenalkan visi dan misi pasangan tersebut kepada masyarakat. “Kami berharap acara ini tidak hanya menjadi puncak kampanye, tetapi juga menjadi doa agar pasangan Afnan dan Singgih meraih suara hingga 47 persen di Kota Yogyakarta,” ujar Solihul.
Acara sholawatan ini juga menjadi momentum untuk memperkuat tekad PKB dalam menjadikan Yogyakarta sebagai Kota Santri. Menurut Solihul, penambahan julukan “Kota Santri” sangat relevan dengan karakter Yogyakarta yang ramah terhadap generasi muda dan menumbuhkan semangat spiritual serta mental yang lebih baik. “Yogyakarta dikenal sebagai Kota Budaya dan Kota Pelajar. Kini, mari kita tambah dengan Kota Santri,” tambahnya.
Harapan besar pun digantungkan dalam acara ini. Melalui doa bersama, mereka mendoakan agar pelaksanaan Pilkada Kota Yogyakarta berlangsung lancar, damai, dan penuh berkah. Solihul juga menyampaikan keyakinannya bahwa dengan semakin kuatnya citra Kota Santri, Yogyakarta akan menjadi kota yang lebih aman dan penuh kedamaian. “Jika Yogyakarta dikenal sebagai Kota Budaya, Kota Pelajar, dan Kota Santri, para pelaku kejahatan atau mereka yang ingin membawa hal negatif akan berpikir dua kali sebelum mengganggu kedamaian kota ini,” jelasnya.
Bahkan, keberadaan banyak pesantren yang tersebar di Yogyakarta, mulai dari Kotagede hingga Tegalrejo, semakin meneguhkan cita-cita ini. “Kota Yogyakarta memiliki sejarah panjang dalam dunia pesantren, seperti Pondok Pesantren Krapyak yang menjadi rujukan penting di Indonesia. Filosofi yang ada di sini, dari Keraton, Tugu, hingga Krapyak, adalah warisan budaya yang tak ternilai,” tutup Solihul dengan penuh semangat.
Melalui acara ini, PKB berharap Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan, tetapi juga sebagai kota yang mencerminkan kedamaian, kebaikan, dan keteladanan yang dipancarkan oleh santri-santri yang ada. Semoga Yogyakarta benar-benar menjadi Kota Santri yang memberikan kedamaian dan kebahagiaan bagi semua warganya.