dpwpkbjateng.id – Wakil Ketua Komisi X DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Lalu Hadrian Irfani, dengan tegas menolak rencana Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk menghapus Sistem Zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Menurut Hadrian, masalah yang muncul bukan pada kebijakan Zonasi itu sendiri, melainkan pada implementasinya yang masih jauh dari sempurna.
“Zonasi itu bagus, prinsipnya adil! Tapi yang jadi masalah adalah kapasitas sekolah yang terbatas dan ketidaksiapan fasilitas pendidikan di beberapa daerah,” ujar Hadrian, Minggu (24/11/2024). Dia menilai, jika Sistem Zonasi berjalan dengan baik, seharusnya tidak ada lagi ketimpangan akses pendidikan antar daerah.
Hadrian juga mengungkapkan bahwa banyaknya calon siswa yang tidak mendapatkan tempat di sekolah negeri terdekat disebabkan oleh ketidakseimbangan jumlah sekolah di setiap wilayah. Ditambah lagi, informasi tentang PPDB yang minim membuat orang tua bingung dan membuka peluang terjadinya kecurangan.
Namun, ia tidak setuju jika sistem ini dihapus begitu saja. Sebaliknya, ia mengusulkan agar pemerintah memperbaiki sistem ini dengan lebih fleksibel. “Jangan buat zonasi ketat, apalagi di daerah dengan jumlah sekolah terbatas. Perluasan zona antar kecamatan bisa jadi solusi,” tegasnya.
Lebih lanjut, Hadrian juga mengusulkan agar sekolah swasta dilibatkan lebih banyak dalam proses PPDB. Dengan sistem kerja sama antara sekolah negeri dan swasta, dia percaya lebih banyak anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
“Pemerintah harus bantu sekolah swasta agar kualitasnya meningkat, dengan memberi dukungan tenaga pengajar yang berkualitas dan fasilitas yang memadai,” katanya.
Dengan data yang akurat dan pemetaan yang jelas, Hadrian percaya masalah ketidakmerataan pendidikan bisa diatasi. Namun, ini hanya bisa terwujud jika pemerintah segera bergerak untuk memperbaiki data dan regulasi yang ada.
“Pekerjaan rumah terbesar pemerintah adalah data. Tanpa data yang tepat, bagaimana kita bisa tahu kebutuhan pendidikan di tiap daerah?” ungkapnya dengan serius.