dpwpkbjateng.id – Sekretaris Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah dari F-PKB, H. Zainuddin, S.H.I., menyampaikan materi dalam diskusi panel yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Diskusi tersebut diadakan dalam rangka Pemajuan Kebudayaan di Jawa Tengah dan Sinkronisasi serta Sinergitas Program Kegiatan antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah yang berlangsung di Grand H.A.P. Hotel, (12/02/24).
Dalam pemaparannya, H. Zainuddin, S.H.I, menekankan bahwa kebudayaan memiliki posisi strategis sebagai kerangka besar dalam setiap perencanaan pembangunan, terutama dalam menghadapi tantangan global. Beliau menjelaskan bahwa dalam paradigma kapitalisme global, kebudayaan sering kali menjadi entry point pertama dalam infiltrasi ideologi dan pengaruh asing. Dengan demikian, kebudayaan bukan hanya soal pelestarian tradisi, namun juga menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam memperkuat identitas bangsa.
“Dalam menghadapi globalisasi dan arus informasi yang semakin deras, kebudayaan kita harus diperkuat. Budaya menjadi pintu masuk bagi pemahaman kita terhadap dunia luar, namun juga menjadi benteng dalam menjaga nilai-nilai luhur yang sudah ada. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperkuat kebudayaan dalam setiap kebijakan dan program yang kita jalankan dan tentunya berorientasi pada kemanusiaan dan bukan sekedar pemenuhan program kerja,” ujar H. Zainuddin, S.H.I,.
Dalam kesempatan ini, H. Zainuddin, S.H.I., juga menyampaikan kritik terhadap kondisi kebudayaan di Jawa Tengah, terutama dalam hal bahasa, etika, paradigma, dan seni. Menurutnya, kebudayaan Jawa Tengah saat ini menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan keasliannya di tengah gempuran budaya global yang semakin mempengaruhi masyarakat.
Beliau mengkritisi penggunaan bahasa yang semakin terkikis oleh pengaruh bahasa asing, melalui film – film asing. Bahasa daerah yang menjadi bagian dari identitas budaya Jawa Tengah, semakin jarang digunakan oleh generasi muda. Ini, menurutnya, menjadi tantangan besar dalam melestarikan bahasa sebagai bagian dari kebudayaan.
Kritik lain yang disampaikan yaitu tergerusnya etika dan norma-norma sosial yang kental dalam masyarakat Jawa. Etika saling menghormati, gotong royong, dan tata krama yang dulunya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, kini banyak yang mulai terabaikan seiring dengan kemajuan zaman. Beliau mengingatkan pentingnya menjaga etika dalam berinteraksi, baik dalam dunia nyata maupun dunia maya. Serta mendorong Dinas Pendidikan Jawa Tengah untuk memberikan contoh real nyata penerapan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Dari segi paradigma, H. Zainuddin, S.H.I., menyatakan bahwa masyarakat Jawa Tengah saat ini lebih cenderung mengadopsi cara pandang yang lebih materialistis dan pragmatis, yang memprioritaskan kemajuan ekonomi dan teknologi di atas nilai-nilai spiritual dan budaya lokal. Menurutnya, hal ini menjadi tantangan dalam memajukan kebudayaan yang lebih mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal.
Dalam hal seni, Ia menyampaikan kekhawatirannya terhadap pengaruh budaya luar yang semakin menggeser seni tradisional daerah. Ia menilai bahwa banyak seniman Jawa Tengah yang lebih memilih untuk beradaptasi dengan tren seni global, sehingga ada kecenderungan untuk meninggalkan seni tradisional yang merupakan bagian dari warisan budaya.
“Kita harus terus mendorong pelestarian seni tradisional yang ada di Jawa Tengah, agar tidak terkikis oleh seni yang tidak memiliki akar budaya kita. Seni tradisional bukan hanya soal hiburan, namun juga sarana untuk menanamkan nilai-nilai kebudayaan pada generasi mendatang,” tambahnya.
Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya sinergitas antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam memajukan kebudayaan di Jawa Tengah. Menurutnya, tanpa adanya koordinasi yang baik antar tingkat pemerintahan, program-program kebudayaan yang ada tidak akan berjalan secara efektif. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota harus memiliki visi yang sama dalam memajukan kebudayaan, serta melibatkan masyarakat dalam proses tersebut.
“Pemajuan kebudayaan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tugas kita semua. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat memastikan bahwa kebudayaan Jawa Tengah akan tetap lestari dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman,” pungkas H. Zainuddin. S.H.I.
Diskusi panel ini dihadiri oleh seluruh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan daerah dibawah koordinasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah yang bertujuan untuk membangun kesepahaman dalam pengelolaan kebudayaan yang lebih baik di Jawa Tengah ke depan.
(Henrik)