DPRD Jateng Apresiasi Vaksinasi Hewan Ternak, Tekankan Perhatian Pada Peternak Rakyat

No Comments

dpwpkbkateng.id – Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bakal menurunkan setidaknya 3.000 petugas untuk menyukseskan vaksinasi kuku dan mulut (PMK) ke 1 juta hewan ternak. Langkah itu bertujuan untuk mencegah PMK di Jawa Tengah. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Jateng Supriyanto dalam acara acara peringatan Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan tingkat Provinsi Jateng, di Agro Center Soropadan, Kabupaten Temanggung, beberapa waktu lalu.

Anggota DPRD Jawa Tengah dari Fraksi PKB, Musyaffa, memberikan apresiasi atas langkah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tersebut dalam upaya menyukseskan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Menurutnya, program tersebut sangat penting di Jawa Tengah.

“Upaya vaksinasi yang dilakukan pemprov patut kita dukung bersama. Karena selain menjaga kesehatan ternak, hal ini juga berdampak langsung terhadap ketahanan pangan di Jawa Tengah,” kata Musyaffa, Senin (29/9/2025) kepada pemberitaan Fraski PKB Jateng.

Anggota Komisi B DPRD Jateng ini menegaskan, keberhasilan vaksinasi harus diikuti dengan perhatian lebih terhadap para peternak, khususnya peternak rakyat. Menurutnya, selain kesehatan ternak, kesejahteraan peternak juga perlu menjadi prioritas agar swasembada daging tetap terjaga.

“Kami berharap program ini tidak hanya sebatas vaksinasi, tetapi juga memberi pendampingan kepada peternak. Mulai dari edukasi kesehatan hewan, ketersediaan pakan, hingga akses pasar. Dengan begitu, hasilnya lebih optimal dan peternak benar-benar merasakan manfaat,” ujarnya.

Sebagai informasi berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Jateng, populasi ternak di Provinsi Jawa Tengah cukup besar dan strategis bagi penyediaan protein hewani nasional. Jawa Tengah memiliki sapi potong sebanyak 1,36 juta ekor (11,21% dari total nasional), sapi perah 84 ribu ekor (16,30%), kambing 3,49 juta ekor (22,35%), domba 1,26 juta ekor (17,95%), serta ayam kampung hampir 24 juta ekor (16,63%).

Kontribusi Jawa Tengah terhadap produksi hasil ternak nasional juga signifikan. Pada tahun 2024, Jateng menghasilkan daging sebanyak 930 ribu ton (18,83% dari total nasional), susu sebesar 76 ribu ton (9,4%), dan telur sebanyak 902 ribu ton (13,1%).

Namun demikian, Musyaffa menilai sektor peternakan harus bertransformasi agar tidak lagi dikelola secara konvensional. Ia menyoroti adanya ketimpangan antara peternak besar dan peternak rakyat.

“Peternak besar memiliki modal dan kemampuan yang lebih untuk melebarkan usaha, sementara peternak rakyat dengan segala keterbatasannya kerap tergilas. Kondisi ini tidak hanya membuat persaingan terasa tidak adil, tetapi juga berpotensi melemahkan kemandirian peternak rakyat,” jelas naggota DPRD Jateng dari dapil Brebes dan Tegal Ini.

Ia mendorong pemerintah hadir dengan kebijakan yang berpihak, mulai dari regulasi peternakan, subsidi bibit dan pakan, penguatan koperasi peternak, Penyuluhan hingga akses permodalan yang lebih luas.

“Jika keberpihakan pemerintah kepada peternak terjamin dan peternak rakyat diberdayakan, maka cita-cita swasembada daging dan keberlanjutan pangan di Jawa Tengah bisa tetap kita wujudkan. Jangan sampai peternakan hanya dikuasai kelompok besar, sementara rakyat kecil tersisih,” pungkasnya.

(Irfan Rosyadi)

DPRD Jateng, DPW PKB Jateng, Fraksi PKB Jateng, Jawa Tengah, PKB

Leave a Comment